Home » » 'Korea Utara telah menjadi ancaman yang mencolok bagi AS'

'Korea Utara telah menjadi ancaman yang mencolok bagi AS'



WASHINGTON - Presiden AS Donald Trump meminta sanksi lebih keras terhadap Korea Utara setelah mereka melepaskan sebuah rudal balistik kemarin dalam sebuah upaya nyata untuk menguji presiden liberal baru AS dan AS.

"Biarlah provokasi terbaru ini menjadi seruan bagi semua negara untuk menerapkan sanksi yang jauh lebih kuat terhadap Korea Utara," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan singkat.

Rudal tersebut terbang lebih dari 700 km sebelum mendarat di laut di daerah yang dikelilingi oleh semenanjung Korea, Jepang dan Rusia timur jauh.

Itu dipecat dari sebuah lokasi di dekat kota Kusong di barat laut.

Sebuah tes sebelumnya di situs yang sama pada bulan Februari mengirim sebuah rudal 500km, jauh lebih sedikit daripada peluncuran terbaru.

Ini berdampak "begitu dekat dengan tanah Rusia ... presiden tidak dapat membayangkan bahwa Rusia senang," kata Gedung Putih.

Korea Utara "telah menjadi ancaman yang mencolok terlalu lama," katanya.

Beberapa set sanksi PBB dan AS terhadap Korea Utara telah berbuat banyak untuk mencegah Pyongyang mengejar ambisi nuklir dan misilnya.

Mr Trump telah mengancam tindakan militer terhadap Korea Utara namun baru-baru ini tampaknya melunakkan pendiriannya, dengan mengatakan bahwa dia akan "merasa terhormat" untuk menemui pemimpin Kim Jong Un dalam kondisi yang tepat.

Washington telah mencari bantuan China untuk mengekstraksi Kim dan tes rudal tersebut kemungkinan akan mempermalukan Beijing, yang menjadi tuan rumah KTT Silk Road.

China, satu-satunya sekutu utama ekonomi terkepung di Korea Utara, telah enggan memberikan tekanan untuk mengecewakan status quo di Pyongyang dan mengambil risiko masuknya pengungsi dari tetangganya.

"Resolusi Dewan Keamanan yang relevan memiliki peraturan yang jelas mengenai Korea Utara dengan menggunakan teknologi rudal balistik untuk melakukan peluncuran," kata kementerian luar negeri China dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke Reuters.

"China menentang kegiatan peluncuran yang relevan oleh Korea Utara yang bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan.

"Saat ini situasi di semenanjung itu rumit dan sensitif, dan semua pihak terkait harus menahan diri dan tidak melakukan apa pun untuk memperburuk ketegangan regional."

Presiden Korea Selatan Moon Jae In, yang dilantik pada hari Rabu, mengecam uji rudal tersebut sebagai "provokasi sembrono" (lihat cerita di sebelah kiri).

"Korut tampaknya mencoba untuk menguji Bulan dan melihat bagaimana kebijakan Korea Utara serta koordinasi kebijakan antara Selatan dan AS akan terbentuk," kata Yang Moo Jin, profesor di Universitas Korea Utara Studies di Seoul.

0 comments:

Post a Comment

FP infopengumuman